100100 Voting: 999,879,658

Kerajinan Wayang Beber di Sragen


Prihatin dengan makin hilangnya budaya asli Indonesia, seorang warga di Sragen, Jawa Tengah, memilih kembali mempopulerkan wayang beber dalam bentuk lukisan. Meski berawal dari coba-coba, karya lukis wayang bebernya ternyata diminati warga. Padahal, harga jualnya mencapai puluhan juta rupiah.

Kerajinan Wayang beber ini sudah mulai ditekuni Pujianto Kasidi, warga desa Gabukan RT 10/4 Kecamatan Tanon, Sragen, sejak tahun 1980-an. Sejak lama, bapak berusia 50 tahun dengan satu anak ini memang gemar melukis. Terutama lukisan wayang. Sempat merantau ke Jakarta pada masa mudanya, akhirnya ia memilih kembali ke kampung halaman dan menekuni hobi melukisnya.

 

Prihatin dengan makin dilupakannya tradisi wayang beber, ia pun mulai mencoba mendokumentasi wayang beber dalam karya lukisnya. Belakangan, justru lukisan wayang beber inilah yang menjadi daya tarik warga terhadap karya-karyanya. Tak ayal, tidak sedikit warga yang datang ke rumahnya untuk mengoleksi karya-karyanya. Agar semua permintaan bisa dipenuhi, ia pun harus dibantu dua karyawannya untuk menyelesaikan pesanan.



Karena memerlukan ketekunan lebih, dalam sebulan, Pujianto paling banyak bisa menyelesaikan satu lembar wayang beber. Satu lembar wayang beber tersebut biasanya dijual dengan harga mencapai puluhan juta rupiah. Tak hanya di dalam negeri, karya-karyanya juga banyak diminati warga di luar negeri, terutama Jepang dan Suriname.

"Berbeda dengan wayang purwa atau wayang kulit biasa, wayang beber dibuat di atas kertas atau kain," kata Pujianto. Ditambahkan,"Jika wayang purwa biasanya dipahat, wayang beber dibuat dengan cara dilukis". Satu lembar lukisan wayang beber biasanya berisi satu rangkaian cerita kerajaan Jenggala, Kediri. Sementara, wayang purwa biasanya menggambarkan kerajaan Barata dan Astina.

Di tengah banyaknya peminat, hingga kini, Pujianto masih menyimpan keprihatinan. Terutama, terkait sulitnya melakukan regenerasi, akibat tidak adanya lagi generasi muda yang mau menekuninya. Selain rumit, kerajinan ini juga dinilai tidak bisa dijadikan gantungan hidup. (*)
Read More..
"Kerajinan Wayang Beber di Sragen" was posted by: World Spy blogs, under category wayang beber and permalinks https://world-spy.blogspot.com/2011/02/kerajinan-wayang-beber-di-sragen.html. Ratings: 1010 Votings: 97,687, Sunday, February 13, 2011, 2:55 AM.

Wayang beber masih dilestarikan di Baluwarti...

Sebagai kampung wisata budaya, Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo kaya dengan berbagai potensi seni budaya. Banyak hasil karya seni budaya tradisional diproduksi di Baluwarti.
Seperti pernah diungkap di sini, di RW VII ada berbagai macam karya seni keris, dari yang sederhana hingga paling rumit. Dari yang ratusan ribu rupiah hingga ratusan juta rupiah.







Demikian pula di RW II diproduksi berbagai macam alat musik tradisional rebab, juga aksesoris dan kerajinan daur ulang kertas koran. Sedangkan di RW III ada karya seni yang terbilang langka, yakni wayang beber. Adalah Joko Sri Yono, 59, seorang pengrajin.

Di RT 01/RW III, Joko yang asli warga Baluwarti ini tinggal bersama keluarganya, ditemani istri Sukarti dan dua anaknya. Di rumah sederhana ini Joko menekuni wayang beber. Tapi, Joko juga melakukan aktivitas lain untuk menyambung hidup sehari-hari. Ini karena membuat wayang beber belum dapat dijadikan andalan untuk mata pencaharian.



Ketika Espos ke kediamannya, awalnya ditunjukkan hasil karyanya berupa selembar kain yang dilukis gambar wayang menceritakan sebuah kisah. Joko kemudian menunjukkan tabung besar berisi puluhan gulungan film, yang merupakan lukisan dasar gambar wayang beber. Wayang beber juga ada pakemnya, yang dibuatnya dalam film itu. Bahkan, Joko juga membuat wayang beber di luar pakem, yang merupakan hasil kreasinya



Sesuai pakem, menurut Joko, jika wayang kulit ada kisah Mahabarata dan Ramayana yang berasal dari India. Untuk wayang beber justru kisah asli Indonesia, yakni dari Kerajaan Kediri, berupa cerita petualangan Panji Asmorobangun saat mencari Dewi Sekartaji.

Mahasiswa ISI Solo pernah ada yang melakukan penelitian untuk skripsinya, sampai ia datang ke daerah asal wayang beber kali pertama dibuat yakni Desa Kedompol, Pacitan, Jatim. Di sana wayang beber dilakonkan seperti wayang kulit dan ada dalangnya. Dalang yang ada sekarang generasi ke-13. Di berbagai daerah seperti Solo tak ada dalang wayang beber. Yang ada tukang sungging wayang beber seperti Joko.
Sejak kecil, Joko berpikiran, ”Dengan menekuni ini bisa untuk hari tuaku. Wayang beber harus terus diuri-uri, dan saya akan terus melakukannya.”

Sehingga meski penghasilannya tak seberapa, Joko terus menggeluti. Ditanya soal harga, Joko keberatan menyebutkan. Alasannya, hasil karya seperti ini tak ternilai harganya. Namun, akhirnya mengakui satu lembar wayang beber yang mengisahkan satu lakon, dihargai sekitar Rp 1 juta.



Dua pekan

Untuk menggambar sebuah karya, tiap lembarnya membutuhkan waktu dua pekan. ”Ini kalau full time. Kalau disambi ya bisa satu-dua bulan.”

Sejak kecil Joko sudah bergelut dengan dunia seni. Ayahnya pun orang keraton, driver khusus PB X. Dari segi penghasilan, Joko mengakui, dengan membuat wayang beber hasilnya tak seberapa, tapi kalau seni adiluhung ini ditinggalkan juga amat sayang. Maka, untuk menyambung hidup, Joko sempat bekerja di Batik Semar.

Joko berharap wayang beber dikenalkan sejak dini kepada anak-anak. Karena, anak perlu tahu berbagai macam wayang, seperti wayang suket yang digeluti Slamet Gundono, wayang kampung sebelah milik Ki Jlitheng Suparman, juga wayang beber yang mengedepankan seni lukis.

Lurah Baluwarti Tuti Orbawati R SSen MSn yang lulusan ISI Solo, mengaku bangga dengan warganya yang memiliki banyak potensi. Karenanya dia akan terus mengupayakan Baluwarti sebagai kampung wisata seni budaya

Tulisan: Solopos, Foto: Wiwik Susilo
Read More..
"Wayang beber masih dilestarikan di Baluwarti..." was posted by: World Spy blogs, under category wayang beber and permalinks https://world-spy.blogspot.com/2010/11/wayang-beber-masih-dilestarikan-di.html. Ratings: 1010 Votings: 97,687, Thursday, November 4, 2010, 6:00 AM.
 
© 2012 World Spy
Is Hosted by Blogger