Kedutaan Besar Belanda di Jakarta memberikan dukungan untuk salah satu program Kelola, yaitu Teater untuk Pemberdayaan, yang mendorong kreatifitas masyarakat dalam menanggapi masalah sosial di lingkungannya. Teater memiliki ruang luas untuk menampung ide-ide kreatif yang muncul sebagai upaya mengenali, memahami, menanggapi dan menemukan jalan keluar bagi permasalahan yang ada. Program ini dikembangkan atas kerjasama Kelola (Indonesia) dengan Theatre Embassy (Belanda).
Forum Teater dari Augusto Boal merupakan landasan utama rancangan program Teater untuk Pemberdayaan. Selain ini, ada juga metode interaktif lain yang dapat mendukung kelompok-kelompok seni dalam aktifitas Teater untuk Pemberdayaan mereka. Iman Soleh dan Komunitas Celah Celah Langit – Bandung memilih teknik interogasi dan partisipasi untuk dapat lebih memahami apa dan bagaimana persoalan tanah di Indonesia, khususnya Lembang. Lembang mengalami perubahan besar pada lanskap dan fungsi agrarisnya.
Melalui proses yang cukup panjang, dari survei, pengumpulan data, penyusunan naskah - berdasarkan masukan dari sekitar 25 orang warga Lembang yang bersinggungan langsung dengan peristiwa yang menimpa tanah mereka, hingga latihan. Oleh karenanya, TANAH, karya sutradara Iman Soleh – komunitas Celah Celah Langit (CCL) – Bandung, bukan hanya sekedar judul pertunjukan teater tetapi berangkat dari peristiwa aktual.
TANAH menggunakan bahasa, gerakan dan gambar secara teaterikal. Ode dalam TANAH merupakan paradoks, pujian berbentuk kritik, tidak hanya terhadap kasus tanah tetapi lebih jauh dari itu; bagaimana memuliakan tempat kita lahir.
Pertunjukan TANAH akan digelar di alam terbuka, terbuka untuk umum, dan gratis di:
Jakarta, 29 April 2011, pukul 20.00 WIB
Sanggar Baru, Taman Ismail Marzuki, Jl. Cikini Raya No. 73
TANAH
ode kampung kami
tanah adalah awalnya
dalam tanah ada kita
kitalah tanah itu
menyakiti tanah menyakiti diri sendiri
membahagiakan tanah membahagiakan diri sendiri
jangan jual tanahmu
menjual tanah menjual diri sendiri
menjual tanah menjual ibumu
***
Tentang Kelola
Kelola memberi perhatian khusus agar seni dan budaya Indonesia terus hidup dan berdaya saing di dunia internasional. Didirikan pada 1999, sebagai organisasi nirlaba berjangkauan nasional, Kelola menyediakan peluang belajar, pendanaan dan akses informasi. Kelola juga mewujudkan pertukaran budaya dengan menjalin dialog antar pelaku seni, berbagi ketrampilan serta pengetahuan, dan membangun jejaring kerja secara nasional maupun internasional.
Program-program Kelola disusun sebagai tanggapan terhadap berbagai kebutuhan dan permasalahan yang diungkapkan oleh masyarakat seni tari, musik, teater, dan seni visual. Bila kebutuhan masyarakat-masyarakat seni dan budaya tersebut berubah, program Kelola pun akan ikut berubah untuk menanggapinya. (www.kelola.or.id)
Tentang Theatre Embassy
Theatre Embassy adalah organisasi inovatif di bidang seni pertunjukan yang bekerja sama dengan pekerja teater dan organisasi budaya di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Lembaga ini bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur budaya dan menciptakan jejaring budaya berskala dunia.
Theatre Embassy percaya bahwa kekuatan dan daya tarik ekspresi, kesadaran historis serta kemampuan inovatif yang dimiliki oleh teater dapat memberikan kontribusi pada perkembangan peradaban dan masyarakat di seluruh dunia.
Bersama mitranya, Theatre Embassy memprakarsai pertunjukan seni interkultural dan membangun artistik dan manajemen berkualitas baik melalui lokakarya dan program pertukaran. (www.theatre-embassy.org)
Tentang Komunitas Celah Celah Langit (CCL) - Bandung
Komunitas CCL yang berwatak populis, secara resmi berdiri pada 22 Mei 1998. Segala proses kreatif CCL berlangsung di halaman rumah Iman Soleh. Proses teaternya bersinggungan dengan ratusan mahasiswa penghuni kontrakan yang mengelilinginya, warga Ledeng, para pedagang, tukang parkir terminal, anak-anak dan bahkan ayam-ayam yang berkeliaran di halaman yang rimbun.
Komunitas CCL senantiasa memperhitungkan dan mempertimbangkan kehadiran masyarakat Ledeng sebagai publik apresiatornya dan membuka keterlibatan masyarakat dalam peristiwa kesenian, sehingga keberdayaan setiap individu dapat ditingkatkan. Bagi Komunitas CCL, teater tidak hanya sebagai ekspresi seni, namun dapat menjadi gerakan pemberdayaan masyarakat. Teater juga menjadi media untuk pembentukan karakter sehingga bisa merespon permasalahan-permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakat.
Proses kreatif yang dilakukan bersama dengan komponen masyarakat akan mewujudkan perubahan-perubahan positif. Keterlibatan masyarakat dalam berteater diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran, keterampilan, jejaring, pengetahuan, kebanggaan, dan kapasitas yang baru.
Tentang Iman Soleh
IMAN SOLEH, penggagas dan motor komunitas seni CCL, lahir di Bandung 5 Maret 1966.
Riwayat kesenimanannya sangat dipengaruhi oleh masa kecilnya sebagai orang kampung yang kaya akan kesenian tradisi. Situasi berubah manakala di sekitar rumah tinggalnya, Ledeng, dibangun terminal yang membawa serta perubahan sosial masyarakatnya. Dan kampung persawahan ayahnya di Cigondewah pun disulap jadi kawasan industri.
Dari tahun 1998 – 2006, Iman Soleh telah berkeliling ke berbagai kelompok teater di Jepang, Philiphina, Perancis, Reunion Island, dan negara-negara Eropa. Pengalaman proses dan perjalanan tersebut menginspirasi dan mendorong Iman untuk membangun kantong budaya di kampung halamannya. Memulihkan dan membangun kembali spirit serta antusiasme berkesenian sebagaimana yang pernah dialaminya waktu kecil. Menjadikan kampung halamannya, Ledeng, sebagai kampung seni.
Pada 2007, Iman dan komunitas CCL diundang mementaskan Air di Lahore Pakistan dan berkolaborasi serta pentas keliling bersama Sidetrack Theatre dalam produksi The Tangled Garden di Darwin dan Sidney Australia. Selain Tanah dan Air, Iman telah banyak menciptakan karya yang berkaitan dengan lingkungan seperti Passage, Water Carrier, Air Burung, Nenek Moyang, Bedol Desa (1 - 4), Air Burung, Ozone.(*)
(sumber : yayasan kelola)