Namun, jangan salah, miniatur pesawat hasil karya Sudarmadji ini ternyata hanya dibuat dari limbah styrofoam, yang biasanya hanya dibuang percuma di tempat sampah. Limbah styrofoam tersebut biasanya berasal dari kemasan buah-buahan, kemasan pengiriman barang dari luar negeri dan sebagainya.
"Limbah ini sangat menganggu ekosistem tanah, karena, tidak bisa diuraikan", kata Sudarmadji. Berbekal keprihatinan itu dan keinginan kuat mengembangkan hobinya sejak kecil, Sudarmadji atau Aji mulai mencoba memanfaatkan limbah styrofoam tersebut menjadi bahan pembuatan miniatur pesawat.
Awalnya, memang tidak mudah. Aji mengaku, ia butuh waktu sekitar dua tahun untuk mencoba dan terus mencoba, hingga akhirnya ditemukan cara yang efektif dalam membuat miniatur pesawat dari bahan ini.
Pertama, bahan styrofoam dipotong sesuai model dan ukuran yang diinginkan, seperti badan pesawat, sayap, dan ekor, Jika kurang tebal, sejumlah potongan styrofoam pun ditempelkan menjadi satu, sehingga mencapai ketebalan yang diinginkan.
Setelah itu, potongan-potongan tersebut pun dihaluskan dengan amplas. Jika sudah, potongan-potongan bagian pesawat pun disusun menjadi satu, hingga membentuk miniatur pesawat yang diinginkan. Proses selanjutnya, adalah melapisi miniatur pesawat dengan dempul tembok. Setelah rata dan dijemur, miniatur pesawat pun siap diberi warna dengan cat semprot. Agar lebih menarik, berbagai variasi pun diberikan pada bodi pesawat, termasuk dengan menuliskan nama pemesannya sebagai nama pesawat, jika diinginkan.
Sejak dirintis lima tahun lalu, usaha kerajinan miniatur pesawat dari limbah styrofoam ini pun terus berkembang pesat. Saat ini, pesanan tak hanya datang dari sejumlah wilayah di kota Solo, namun, juga kota-kota lain di Indonesia. Kerajinan ini sangat diminati masyarakat, karena, selain indah, harga yang ditawarkan pun jauh lebih murah dibanding miniatur pesawat berbahan fiber. (BK)