Satu lagi prestasi gemilang dicatat mahasiswa Universitas Gajahmada, Yogyakarta, dalam forum internasional. Berkat karyanya berupa bubur bayi anti anemia, lima mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian UGM berhasil menjadi juara dua dalam Kompetisi Teknologi Pangan sedunia 2011 di Amerika Serikat, 11 hingga 14 juni lalu.
Lima mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian, UGM, yang berhasil menjadi juara dalam Kompetisi Teknologi Pangan sedunia 2011 di Amerika Serikat, ini adalah Aprilita Kusuma wardani, Gaung Ranggatama, Haritsah Setya Nuraini, Afni Fitriana dan Avelia Indriyani. Mereka memenangkan kompetisi bergengsi tersebut, setelah berhasil menciptakan sebuah bubur bayi penderita anemia.
Bubur tersebut dibuat menyusul keprihatinan mereka terkait tingginya angka bayi kekurangan sel darah merah atau anemia di Indonesia. “Berdasar riset kesehatan dasar tahun 2007, jumlah balita penderita anemia di indonesia mencapai tak kurang dari 27,7 persen,” kata Aprilia Kusumawardani, ketua tim. Padahal, jika terus dibiarkan, anemia yang awalnya hanya menyebabkan kelelahan, kurang tenaga dan sebagainya, bisa mengakibatkan gangguan pada jantung dan stroke.
Karenanya, mereka terus berupaya menanggulangi hal tersebut, dengan memanfaatkan bahan-bahan yang mudah didapat. Berdasar penelitian, mereka akhirnya berhasil memformula sebuah bubur bayi anti anemia, yang disebut dengan soy rice porridge. Bubur ini merupakan campuran dari kedelai, beras dan bekatul, sehingga, mengandung nutrisi dan zat besi tinggi. Bubur ini bisa disajikan langsung dengan cara diseduh dengan air, atau dicampur dengan susu, sehingga, makin disukai balita.
Kompetisi Teknologi Pangan sedunia 2011 digelar Institute of Food Technologists atau IFT, New Orleans, Lousiana, Amerika Serikat, pada tanggal 11 hingga 14 juni lalu. Kompetisi ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai kampus di belahan dunia. Selain UGM, satu kampus lagi di Indonesia, yaitu Universitas Brawijaya, Malang, juga berhasil menjadi juara dalam kompetisi ini. (*)
Lima mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian, UGM, yang berhasil menjadi juara dalam Kompetisi Teknologi Pangan sedunia 2011 di Amerika Serikat, ini adalah Aprilita Kusuma wardani, Gaung Ranggatama, Haritsah Setya Nuraini, Afni Fitriana dan Avelia Indriyani. Mereka memenangkan kompetisi bergengsi tersebut, setelah berhasil menciptakan sebuah bubur bayi penderita anemia.
Bubur tersebut dibuat menyusul keprihatinan mereka terkait tingginya angka bayi kekurangan sel darah merah atau anemia di Indonesia. “Berdasar riset kesehatan dasar tahun 2007, jumlah balita penderita anemia di indonesia mencapai tak kurang dari 27,7 persen,” kata Aprilia Kusumawardani, ketua tim. Padahal, jika terus dibiarkan, anemia yang awalnya hanya menyebabkan kelelahan, kurang tenaga dan sebagainya, bisa mengakibatkan gangguan pada jantung dan stroke.
Karenanya, mereka terus berupaya menanggulangi hal tersebut, dengan memanfaatkan bahan-bahan yang mudah didapat. Berdasar penelitian, mereka akhirnya berhasil memformula sebuah bubur bayi anti anemia, yang disebut dengan soy rice porridge. Bubur ini merupakan campuran dari kedelai, beras dan bekatul, sehingga, mengandung nutrisi dan zat besi tinggi. Bubur ini bisa disajikan langsung dengan cara diseduh dengan air, atau dicampur dengan susu, sehingga, makin disukai balita.
Kompetisi Teknologi Pangan sedunia 2011 digelar Institute of Food Technologists atau IFT, New Orleans, Lousiana, Amerika Serikat, pada tanggal 11 hingga 14 juni lalu. Kompetisi ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai kampus di belahan dunia. Selain UGM, satu kampus lagi di Indonesia, yaitu Universitas Brawijaya, Malang, juga berhasil menjadi juara dalam kompetisi ini. (*)