Cacat tubuh ternyata tidak selamanya menjadi hambatan untuk mencapai cita-cita. Berkat ketekunannya, seorang penyandang cacat di Sleman, DIY justru mampu menjadi pelukis yang piawai menghasilkan karya-karya indah. Lukisannya terlihat sangat bagus dan menarik, meski hanya dikerjakan dengan kaki, karena, kedua tangannya tidak berfungsi dengan baik.
Lihatlah aneka lukisan bunga ini. Mulai dari bunga teratai, krisan, mawar, melati dan sebagainya. Lihatlah, warna-warnanya sangat natural dan detail-detailnya sangat terjaga, sehingga, penggambaran obyek yang dilakukan terkesan sangat hidup. Terlihat sangat indah dan menarik bukan?.
Namun, siapa sangka, karya-karya lukis ini ternyata tidak dibuat dengan tangan seperti biasa dilakukan para pelukis lain di dunia. Lihatlah, bagaimana sang pelukis membuat karya yang sangat indah ini. Ya, semuanya dikerjakan dengan menggunakan kaki oleh pelukisnya, yaitu Salim Harama, asal Pogung Lor, Sinduadi, Mlati, Sleman, DIY.
Cara ini dilakukan Salim, karena, tubuhnya memang tidak sesempurna orang normal. Namun, tekadnya cukup keras untuk menjadi pelukis, sehingga, berbagai upaya pun terus dilakukan agar cita-citanya tersebut bisa tercapai. Mulai belajar melukis dengan kaki sejak tahun 1998, ia mengaku, baru intensif menggeluti seni lukis ini sejak tahun 2004.
Awalnya memang tidak mudah, namun, berkat upaya kerasnya, kini, bapak dua anak ini sudah bisa menghasilkan karya-karya lukis yang sangat indah. namun, “Karena saya juga menggeluti profesi lain, saat ini, paling baru bisa menghasilkan 2 hingga 3 karya lukis dalam sebulan,” kata Salim. Semua karya lukisnya dikirim ke Swiss melalui Association of Mouth and Foot Painting Artist atau AMFPA. Yaitu, perkumpulan pelukis tuna daksa yang melukis dengan kaki dan mulut karena kehilangan fungsi tangannya.
Oleh AMFPA, karya lukis yang dianggap layak akan dijual dalam bentuk kartu ucapan, kertas surat, mug dan sebagainya. Hasilnya digunakan untuk membiayai hidup para pelukis tuna daksa yang tersebar di seluruh dunia.
Salim mengaku, profesi sebagai pelukis kaki ini sebenarnya berawal dari coba-coba, karena, ia memang tidak mempunyai latar belakang di bidang melukis. Namun, sejumlah karya lukis yang dibuat ternyata mampu dijadikan penopang hidup, ia pun terus menggeluti profesi ini. Apalagi, “Dengan melukis, saya u bisa menyalurkan kreatifitas,” katanya. Nah, jika anda ingin membantu kehidupan para pelukis tuna daksa, seperti Salim ini, mungkin anda bisa membeli kartu ucapan, kertas surat, mug atau barang lainnya, yang dibuat oleh AMFPA untuk kepentingan mereka. (*)